Sekapur Sirih

Banyak sekali keburukan-keburukan kita sebagai suatu bangsa yang berdaulat. Setelah sekian lama kita merdeka, namun rasanya kita malah terbelenggu oleh penjajahan-penjahan yang JUSTRU bersifat internal.

Kenapa jakarta terjadi banjir? Kenapa sampah menggunung? Kenapa sungai kita kotor? Kenapa masih saja pejabat kita korupsi? Kenapa orang kita terlihat seperti orang yang kurang beradab dan kurang disiplin? Kenapa?

Mengapa kesalahan-kesalahan tersebut tetap lestari dan bahkan cenderung terlihat dilestarikan? Kita sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan mengapa. Sudah sedemikian egois-nya kah Masyarakat kita? Mengapa bangsa ini banyak sekali skandalnya? Apakah bangsa kita terlalu banyak berpolitik? Sudah saatnya untuk kita mengembalikan nilai-nilai luhur kita sebagai manusia yang berbangsa dan bernegara.

Teman-teman mari kita satukan hati dan pikiran kita untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Tuesday, February 5, 2008

Bangun, Berdiri, lalu Berlarilah!

Beberapa waktu lalu saya sempat melihat berita yang isinya mengenai pembahasan mendiang Soeharto, disitu disebutkan bahwa di zaman setelah orde lama beliau membuka peluang untuk bangsa barat (atau membuka gerbang) selebar lebarnya agar mereka (bangsa barat) dapat meng’invasi’ Indonesia secara besar besaran, dan ini tentu saja dapat memberikan Soeharto keuntungan yang sebesar besarnya, bukannya saya tidak respek terhadap Soeharto, namun apa yang telah dilakukannya sangatlah salah dan sangat merugikan bangsa Indonesia yang kaya raya gemah ripah loh jinawi. Dulu bung karno mati matian menutup pintu agar bangsa asing tidak masuk ke Indonesia, karena apa? Karena beliau paham betul betapa bangsa kita ini adalah bangsa yang besar, bangsa yang dapat berdiri diatas kakinya sendiri, namun usaha itu telah dipatahkan oleh Soeharto dengan membuka pintu selebar lebarnya, ingat!menutup diri ini jauh bahkan sangat jauh dari era globalisasi, maka jika kita berbicara tentang globalisasi sekarang kita telah jauh lebih dulu mengalaminya. Anda mau bukti? Saya pernah hampir naik pitam dan sangat sedih ketika saya sedang berada di bandara melihat seorang pribumi membawakan tas seorang etnis cina dimana etnis cina tersebut merupakan orang yang berada (berkecukupan), dimana harga diri kita sebagai bangsa yang besar? Ini negeri kita,ini bangsa kita! Kita lahir disini, secara otomatis kita memiliki tanah Indonesia!namun apa yang terjadi sekarang? Justru kita yang di’injak injak’ bangsa lain. Mereka boleh mengaku warga Indonesia namun disisi lain mereka juga mengaku mereka adalah warga keturunan dimana dia pun juga diakui di negaranya apabila dia kembali ke negaranya, bukannya saya tidak respek kepada mereka, saya hanya ingin agar kita juga melihat dari sisi yang lain agar kita juga dapat membuka mata hingga nantinya kita yang memiliki bangsa besar ini bukan mereka, warga keturunan.

Berbicara soal bung karno yang menutup diri kepada budaya barat, seharusnya sebagai warga Negara yang baik serta berjiwa nasionalis dan mencintai bangsanya kita wajib mendukung itu, mengapa? Kita tengok tetangga kita jepang, hingga detik ini mereka selalu ‘menutup diri’ dari budaya barat yang pada akhirnya bangsa barat pun mengakui bahwa mereka dapat melebihi bangsa barat (contoh kecilnya saja mereka bahkan tidak mau jika terdapat franchaise majalah barat yang terbit di Jepang, contohnya Cosmo girl, di Indonesia ada Cosmo girl Indonesia namun di Jepang tidak ada Cosmo girl jepang) sedangkan kita? Dulu orang banyak yang sangat tidak setuju saat koes plus dimasukkan ke dalam penjara oleh bung karno ketika dia membawakan lagu ala beatles, namun coba kita simak lebih dalam apakah kita tidak malu jika mengakui koes plus sebagai legenda yang sudah jelas jelas meniru bahkan hingga menjiplak beberapa lagu beatles yang kemudian disadur ke dalam bahasa Indonesia? Dalam era pak harto hal itu wajar dan bagus sejauh tidak menjelek jelekkan nama Soeharto. Di mana harga diri kita? Di mana kesadaran kita saat bung karno mengajak kita agar kita sadar bahwa bangsa kita memiliki kekayaan yang sangat jauh lebih kaya dari bangsa barat?

Melihat dari segelintir persoalan itu saya semakin yakin mengapa kita kurang dapat menghargai budaya bangsa kita sendiri, tidak lain adalah otak kita telah dirancang sedemikian rupa hingga apapun yang telah kita buat atau telah kita lakukan sebaik atau sebagus apapun itu selalu akan kalah dengan barat, sehingga kita menjadi pesimis terhadap kemampuan bangsa kita sendiri. Mari kita lihat jepang, betapa mereka bangga dengan produk otomotifnya, betapa mereka bangga akan Harajuku nya, mengapa kita juga tidak begitu? Semua karena kita telah di’buai’ oleh indahnya serta superiornya bangsa barat yang semua itu terbentuk pada zaman Soeharto memimpin. Satu hal lagi Soeharto telah membuat bangsa kita menjadi bangsa pemalas, betapa seringnya kita mendengar kalimat ‘wah,coba dulu zaman pak harto, ga ada tuh begini..begitu’ mengapa bisa terdapat celetukan itu?karena kita telah terlalu lama dimanja dan telah terlalu lama digendong, hingga pada akhirnya kita diharuskan berjalan sendiri maka kita menjadi lumpuh tak berdaya dan tidak memiliki kekuatan bahkan untuk berdiri saja belum berjalan apalagi berlari. Sehingga kita merindukan buaian di dalam gendongan.

Lewat tulisan ini saya hanya ingin mencoba membuka mata serta mencoba menyadarkan pembaca dari mimpi serta buaian dalam gendongan yang ‘indah’ untuk sama sama bangkit, percaya bahwa kita memiliki kaki untuk berjalan sendiri serta memiliki kekuatan untuk tidak hanya berjalan namun juga berlari. Respek! (dish)

Ps : saya mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada pihak yang tersinggung, saya hanya ingin mencoba mengajak melihat dari sisi yang berbeda dan bukan bermaksud untuk memprovokasi. Respek.

6 comments:

a. sarahayu said...

it is all about the mindset. yang mesti diubah adalah mindset dari satu negara.

Anonymous said...

susah ngerubah orang2 indonesia yg otaknya udah bukan kayak otak lagi

Irene said...

1. I know it's not related to the main point of your post but I don't get why you have to be so embarrassed by the idea of a native Indonesian bringing a bag of a chinese Indonesian. At least he gets HALAL money for doing so and he's not begging on streets.
2. I am a chinese Indonesian but never once I felt I'm more superior than any other Indonesian in a racial way.
3. I know the point that you want to make, but with the example you're giving, you made your thesis sounds like it only works for the native Indonesian.

So in the end, is being a good Indonesian citizen is an ideology that people choose to believe and do OR simply just being born as native makes you an 'acceptable' Indonesian?

Bagaimana kita bisa 'bangun, berdiri, lalu berlari' kalau warna kulit dan latar belakang kultural masih membayangi kepercayaan kita pada sesama.

Mari kita bangun Indonesia bersama.

Respek.

Indonesian Respect Campaign said...

terimakasih irene atas komentar, kritik dan sarannya it means a lot for me..hehe..mm..gini, saya minta maaf kalo saya menyinggung perasaan kamu as chinese indonesian, saya tahu betul banyak juga kok yang pasti juga agak sedikit tersinggung dengan apa yang saya tulis, namun kebanyakan tulisan itu dikhususkan bagi orang indonesia asli yang malas dan kurang atau bahkan tidak menghargai bangsanya yang besar dan kaya, justru anda sebagai warga keturunan saja peduli, masa saya dan banyak teman saya yang lain asli indonesia kalah pedulinya..dari situ saja saya sudah merasa malu..hehe..terimakasih, terimaksih banyak jika anda mengacungkan tangan dan berdiri tegap mengaku sebagai pemudi indonesia saya salut!dan lewat ini saya juga menitip maaf jika ada pihak yang juga tersinggung, saya tidak bermaksud begitu..saya hanya ingin membuka mata orang indonesia lain yang belum merasa tergugah kepeduliannya dan rasa respeknya terhadap bangsa..pesan saya hanya satu irene, sebarkan berita2 baik disini dan respek terus indonesia kamu!
terima ksaih irene,
respek! (dish)

Anonymous said...

Hai, aku mampir!
:)
Blog ini sangat menarik dengan misi yang sangat gue sukai.
Teruslah menulis dan teruslah memprovokasi :)
Karena provokasi sebenarnya bukan kata yang buruk. Hanya saja sering digunakan dalam konteks buruk.

:)

Ada beberapa hal dari tulisan ini yang akan lebih baik lagi dengan bantuan sedikit masukan.
Gue menulis di situs gue agar banyak dapet masukan dgn tujuan jadi lebih pintar...


"bukannya saya tidak respek kepada mereka, saya hanya ingin agar kita juga melihat dari sisi yang lain agar kita juga dapat membuka mata hingga nantinya kita yang memiliki bangsa besar ini bukan mereka, warga keturunan."

Seharusnya, selama masih bangsa Indonesia, bagaimanapun bentuknya, ga jadi masalah. Kalau memang cinta Indonesia seutuhnya ga usah pusing siapa yang mememiliki bangsa ini selama yang memiliki adalah orang Indonesia.. Hati hati ya, karena gue ingin simpati dengan misi elo, tapi harus gue akui, tulisan elo berbau rasis.
Angle inilah yang digunakan orang untuk memecah belah bangsa. Bukan mempersatukan bangsa :)


"Kita tengok tetangga kita jepang, hingga detik ini mereka selalu ‘menutup diri’ dari budaya barat yang pada akhirnya bangsa barat pun mengakui bahwa mereka dapat melebihi bangsa barat"

Kurang tepat. Tahukah elo bahwa Starbucks paling sukses di Asia ada di Tokyo? Dimana hingga larut malam orang masih MAU untuk ngantri diluar hanya untuk bisa nongkrong di dalam Starbucks tsb. Orang Jepang justru gila brand internasional! Tahukah kalau di Jepang banyak orang jualan TAS BELANJAAN! Merk Zara, merk LV, dll.
Karena mereka pengen keliatan jalan jalan sambil menenteng tas belanjaan bermerk walaupun isinya cuma dorayaki :)
Silakan baca buku FAKE FACTORS dari Sarah Mc Cartney.

"Dulu orang banyak yang sangat tidak setuju saat koes plus dimasukkan ke dalam penjara oleh bung karno ketika dia membawakan lagu ala beatles, namun coba kita simak lebih dalam apakah kita tidak malu jika mengakui koes plus sebagai legenda yang sudah jelas jelas meniru bahkan hingga menjiplak beberapa lagu beatles yang kemudian disadur ke dalam bahasa Indonesia?"

Lagu lagi, gue hanya ingin meminta untuk berhati hati. Sekali lagi, gue simpati dengan tujuan blog ini, tapi kalau ada musisi yang membaca bagian diatas, pasti ngamuknya nggak ketulungan :)
SEMUA di dunia ini, berasal dari adaptasi :) Istilah sopan dari menjiplak.
THOMAS ALFA EDISON berkata "Untuk menjadi inventor yang baik, carilah apa yang sukses di sebuah bidang atau area, bawa ke bidang atau area anda kemudian aplikasikan"
Silakan baca I CAN CRE8 utk lebih jelasnya. BEATLESpun awalnya musiknya meniru. Silakan google utk lebih jelasnya.
Andapun bisa berbicara karena awalnya meniru orang tua anda :)

Tapi diluar itu, teruslah menulis. Inilah karya luarbiasa yang bisa (kalau ditulis dengan baik) membangkitkan persatuan negara kita :)

Thx

Indonesian Respect Campaign said...

Waaaaaahhh!!! terimakasiiiiih banyak tuan pandji pragiwaksono! atas kritik dan sarannya! inilah yang benar benar saya tunggu! karena sejujurnya saya pribadi kagum dengan apa yang telah anda lakukan! :)

pertama,
iya saya sungguh mengakui tulisan ini berbau rasisme karenanya saya menulis note dibawahnya yang berisi permintaan maaf. Namun justru itu, saya sekali lagi ingin mengajak semua untuk bersikap dewasa menyikapi segala hal, bukannya saya bermaksud untuk membela diri, namun terkadang kita tidak sadar bahwa kita ini cukup 'pemalas' dan baru berang setelah seseorang mencuri apa yang kita punyai. lewat tulisan ini saya justru ingin sekali 'membakar' warga bangsa indonesia untuk lalu sadar bahwa dia memiliki bangsa yang kaya dan sungguh kaya. :)

kedua,
nah itu dia bung pandji, bedanya mereka dan kita adalah bahwa mereka terus menjunjung tinggi brand yang mereka miliki di tengah derasnya arus brand dari barat yang mengalir deras. semangat mencintai produk dalam negerilah sebenarnya yang ingin lebih saya tonjolkan. :)

ketiga,
haha..ya benar!saya kebetulan juga menggeluti bidang musik dan cukup mengerti akan hal ini, namun sebenarnya ada satu hal yang ingin saya angkat, kita memiliki kebudayaan yang sungguh kaya. itu saja. sebagai informasi, di amerika kalau tidak salah ada sebuah band yang bernama gamelan galactica yang bermain musik dengan menggunakan gamelan, memang sungguh tidak salah, benar benar lumrah. namun sungguh ironis jika kaum muda terkesan menutup telinga dengan musik dalam negeri sementara orang asing justru sangat tertarik kepada budaya kita, padahal sudah jelas jelas kita yang diwariskan kebudayaan tersebut. apakah kita harus menunggu hingga gamelan itu 'dicuri' oleh bangsa lain?hehe..

sungguh, saya merasa, sangat merasa bahwa saya juga masih banyak kekurangan, terimakasih anda telah mengkritik tulisan saya, sungguh berarti besar buat saya :) oleh karena itu sekali lagi tolong koreksi saya jika saya salah, dan tolong sebarkan rasa respek kepada bangsa bung pandji!hehe..saya tahu anda sangat cinta kepada nusantara, Indonesia.

(ngomong ngomong, albumnya menarik loh!hehe!)

Respek!