Sekapur Sirih

Banyak sekali keburukan-keburukan kita sebagai suatu bangsa yang berdaulat. Setelah sekian lama kita merdeka, namun rasanya kita malah terbelenggu oleh penjajahan-penjahan yang JUSTRU bersifat internal.

Kenapa jakarta terjadi banjir? Kenapa sampah menggunung? Kenapa sungai kita kotor? Kenapa masih saja pejabat kita korupsi? Kenapa orang kita terlihat seperti orang yang kurang beradab dan kurang disiplin? Kenapa?

Mengapa kesalahan-kesalahan tersebut tetap lestari dan bahkan cenderung terlihat dilestarikan? Kita sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan mengapa. Sudah sedemikian egois-nya kah Masyarakat kita? Mengapa bangsa ini banyak sekali skandalnya? Apakah bangsa kita terlalu banyak berpolitik? Sudah saatnya untuk kita mengembalikan nilai-nilai luhur kita sebagai manusia yang berbangsa dan bernegara.

Teman-teman mari kita satukan hati dan pikiran kita untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wednesday, June 6, 2007

Unilever Peduli

Sebagai penyedia kebutuhan sehari-hari yang telah bergerak di Indonesia selama 73 tahun, Unilever telah diterima baik di hati masyarakat. Hampir setiap penduduk Indonesia setidaknya menggunakan salah satu produk Unilever untuk dipakai sehari-hari.

Namun Unilever sebagai sebuah perusahaan tentu tidak melupakan tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap masyarakat. Organisasi bisnis yang baik tak semata-mata hanya mengejar laba. Tolok ukur keberhasilannya perlu mengacu pada model triple bottom line yakni profit, people, dan planet. Jadi, perusahaan harus untung, sekaligus berhasil menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya.

Untuk itulah, Unilever telah menyelenggarakan beberapa kegiatan bersifat sosial, yang dalam hal ini populer dengan sebutan program corporate social responsibility (CSR). Adapun program CSR Unilever yang telah direalisasikan di antaranya adalah:

  1. Program Lingkungan Unilever
  2. Program Pengembangan Petani
  3. Program Kesehatan dan Pendidikan Publik

(sumber: www.kompas.com)