tag:blogger.com,1999:blog-45915292717634236972024-02-19T16:17:49.507-08:00Respek IndonesiaIndonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-30701109118966781612008-06-17T09:40:00.000-07:002008-06-17T16:10:01.489-07:00Bicara.Diam itu emas. Terkadang itu benar namun di saat lain terkadang diam itu sungguh kurang berguna, mengapa saya berpendapat demikian? Pada saat Hari Kebangkitan Nasional kemarin seperti yang kita tahu, kita mendapat beberapa kabar yang menyedihkan, selain kita kehilangan beberapa tokoh nasional, kita juga kehilangan sebuah kepercayaan yang teramat sangat terhadap salah satu kelompok yang membela sebuah agama besar di Indonesia. Sungguh, ibu pertiwi terkejut dan pasti menangis melihat ini semua. Namun ada satu yang hingga detik ini saya tunggu, yaitu bicara. Mengapa bicara? Hingga saat ini presiden kita belum melakukan sebuah tradisi asli Indonesia yang sebenarnya sangatlah ampuh dan efektif yakni ‘bicara dari hati ke hati dengan diiringi dengan rasa respek yang dijunjung tinggi’ sekarang yang dilakukan petinggi kita terkesan hanya duduk berpangku tangan melihat semuanya dari kejauhan. Apakah itu pantas? Lalu apabila kelompok yang dianggap telah berbuat ‘kekerasan’ tersebut dibubarkan lantas urusan selesai? Tidak! Justru akan menambah sebuah masalah baru, sekarang mari kita melihat dari sisi ini, ‘apakah jika kita mengajak berbicara dua orang yang berseteru untuk duduk bersama mendinginkan pikiran lalu berbicara memecahkan masalah lewat musyawarah nantinya akan menambah masalah baru?’ Tidak bukan? Sekarang masalah tersebut sudah bukan hanya masalah kelompok, namun Negara. Jika saja petinggi kita melakukan dialog terbuka untuk menyelesaikan masalah apakah itu salah? Toh, ini juga masalah bangsanya. Bukannya saya tidak menganggap adanya angkatan darat, kepolisian atau apalah itu, namun saya melihat bangsa ini sudah sangat butuh sekali perhatian langsung dari seorang presiden dan sekaligus sebuah pembuktian bahwa presiden peduli dan dekat dengan rakyat yang telah memilihnya langsung. Dan di keadaan ini masalah ini sudah sangat fatal, baru saja umat islam dikejutkan oleh adanya video yang beredar di internet tentang ‘keburukan’ Islam, yang dimana kita sangat menyangkal itu semua (hingga youtube dan myspace diblokir) dan lalu sekonyong konyong membuktikan pernyataan dari film tersebut, bukankah itu fatal? Apakah salah jika presiden turun langsung menyelesaikannya? Lalu apa fungsi presiden di mata rakyat? Memberi perintah kepada kepolisian untuk menangkapi ‘tersangka’? Sungguh bukanlah jalan keluar yang bijaksana. Dan untuk itulah mengapa saya menulis artikel ini, agar kita dapat tahu betapa sangat ajaibnya sebuah kekuatan berbicara dari hati ke hati dan menggunakan rasa respek yang tinggi. Marilah mulai mencoba menyelesaikan semua persoalan dengan hati dan pikiran dingin lewat berbicara, karena tidak selamanya diam itu emas.<br />Respek! (dish)Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-78796016828948984452008-02-05T18:33:00.000-08:002008-02-05T18:41:17.627-08:00Bangun, Berdiri, lalu Berlarilah!Beberapa waktu lalu saya sempat melihat berita yang isinya mengenai pembahasan mendiang Soeharto, disitu disebutkan bahwa di zaman setelah orde lama beliau membuka peluang untuk bangsa barat (atau membuka gerbang) selebar lebarnya agar mereka (bangsa barat) dapat meng’invasi’ Indonesia secara besar besaran, dan ini tentu saja dapat memberikan Soeharto keuntungan yang sebesar besarnya, bukannya saya tidak respek terhadap Soeharto, namun apa yang telah dilakukannya sangatlah salah dan sangat merugikan bangsa Indonesia yang kaya raya gemah ripah loh jinawi. Dulu bung karno mati matian menutup pintu agar bangsa asing tidak masuk ke Indonesia, karena apa? Karena beliau paham betul betapa bangsa kita ini adalah bangsa yang besar, bangsa yang dapat berdiri diatas kakinya sendiri, namun usaha itu telah dipatahkan oleh Soeharto dengan membuka pintu selebar lebarnya, ingat!menutup diri ini jauh bahkan sangat jauh dari era globalisasi, maka jika kita berbicara tentang globalisasi sekarang kita telah jauh lebih dulu mengalaminya. Anda mau bukti? Saya pernah hampir naik pitam dan sangat sedih ketika saya sedang berada di bandara melihat seorang pribumi membawakan tas seorang etnis cina dimana etnis cina tersebut merupakan orang yang berada (berkecukupan), dimana harga diri kita sebagai bangsa yang besar? Ini negeri kita,ini bangsa kita! Kita lahir disini, secara otomatis kita memiliki tanah Indonesia!namun apa yang terjadi sekarang? Justru kita yang di’injak injak’ bangsa lain. Mereka boleh mengaku warga Indonesia namun disisi lain mereka juga mengaku mereka adalah warga keturunan dimana dia pun juga diakui di negaranya apabila dia kembali ke negaranya, bukannya saya tidak respek kepada mereka, saya hanya ingin agar kita juga melihat dari sisi yang lain agar kita juga dapat membuka mata hingga nantinya kita yang memiliki bangsa besar ini bukan mereka, warga keturunan.<br /> <br />Berbicara soal bung karno yang menutup diri kepada budaya barat, seharusnya sebagai warga Negara yang baik serta berjiwa nasionalis dan mencintai bangsanya kita wajib mendukung itu, mengapa? Kita tengok tetangga kita jepang, hingga detik ini mereka selalu ‘menutup diri’ dari budaya barat yang pada akhirnya bangsa barat pun mengakui bahwa mereka dapat melebihi bangsa barat (contoh kecilnya saja mereka bahkan tidak mau jika terdapat franchaise majalah barat yang terbit di Jepang, contohnya Cosmo girl, di Indonesia ada Cosmo girl Indonesia namun di Jepang tidak ada Cosmo girl jepang) sedangkan kita? Dulu orang banyak yang sangat tidak setuju saat koes plus dimasukkan ke dalam penjara oleh bung karno ketika dia membawakan lagu ala beatles, namun coba kita simak lebih dalam apakah kita tidak malu jika mengakui koes plus sebagai legenda yang sudah jelas jelas meniru bahkan hingga menjiplak beberapa lagu beatles yang kemudian disadur ke dalam bahasa Indonesia? Dalam era pak harto hal itu wajar dan bagus sejauh tidak menjelek jelekkan nama Soeharto. Di mana harga diri kita? Di mana kesadaran kita saat bung karno mengajak kita agar kita sadar bahwa bangsa kita memiliki kekayaan yang sangat jauh lebih kaya dari bangsa barat?<br /> <br />Melihat dari segelintir persoalan itu saya semakin yakin mengapa kita kurang dapat menghargai budaya bangsa kita sendiri, tidak lain adalah otak kita telah dirancang sedemikian rupa hingga apapun yang telah kita buat atau telah kita lakukan sebaik atau sebagus apapun itu selalu akan kalah dengan barat, sehingga kita menjadi pesimis terhadap kemampuan bangsa kita sendiri. Mari kita lihat jepang, betapa mereka bangga dengan produk otomotifnya, betapa mereka bangga akan Harajuku nya, mengapa kita juga tidak begitu? Semua karena kita telah di’buai’ oleh indahnya serta superiornya bangsa barat yang semua itu terbentuk pada zaman Soeharto memimpin. Satu hal lagi Soeharto telah membuat bangsa kita menjadi bangsa pemalas, betapa seringnya kita mendengar kalimat ‘wah,coba dulu zaman pak harto, ga ada tuh begini..begitu’ mengapa bisa terdapat celetukan itu?karena kita telah terlalu lama dimanja dan telah terlalu lama digendong, hingga pada akhirnya kita diharuskan berjalan sendiri maka kita menjadi lumpuh tak berdaya dan tidak memiliki kekuatan bahkan untuk berdiri saja belum berjalan apalagi berlari. Sehingga kita merindukan buaian di dalam gendongan.<br /><br />Lewat tulisan ini saya hanya ingin mencoba membuka mata serta mencoba menyadarkan pembaca dari mimpi serta buaian dalam gendongan yang ‘indah’ untuk sama sama bangkit, percaya bahwa kita memiliki kaki untuk berjalan sendiri serta memiliki kekuatan untuk tidak hanya berjalan namun juga berlari. Respek! (dish)<br /><br />Ps : saya mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada pihak yang tersinggung, saya hanya ingin mencoba mengajak melihat dari sisi yang berbeda dan bukan bermaksud untuk memprovokasi. Respek.Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-3946027003498350802007-11-06T06:02:00.000-08:002007-11-06T06:05:08.757-08:00Batik 'Malaysia'?Suatu ketika dosen saya mengatakan bahwa nama Batik telah diklaim oleh Malaysia sebagai hasil kebudayaan mereka, jujur saya kaget, sungguh kaget sampai sampai saya memastikan lagi pernyataan dari dosen saya dan diapun memastikannya dengan mimik muka yang sungguh sangat sedih, saya pun berfikir, berfikir keras, mengapa hal itu dapat terjadi.<br /><br /> Dan suatu ketika pula saya memiliki sebuah ide yang cukup berani yang saya ambil, saya ingin mencoba membuat hipotesa serta penelitian kecil kecilan dengan saya sendiri sebagai bahan percobaannya. Yakni, saya mengenakan batik dengan dipadu padankan dengan sepatu kets ke tempat umum (sebutlah sebuah mal di bilangan pondok indah Jakarta Selatan) hasilnya sungguh mengejutkan hingga mengecewakan serta menyedihkan. Betapa tidak jika sontak semua orang memperhatikan saya ( bayangkan! Semua orang! ) seakan akan saya ini aneh, dan pada saat itu saya sungguh merasa seperti sedang berada di luar negeri! Betapa tidak jika saya merasa diperhatikan orang banyak pada saat saya mengenakan batik di negara saya sendiri negara penghasil batik murni! Ironis, sungguh ironis. Bahkan ada beberapa orang yang memperhatikan saya dengan mimik di wajahnya yang seakan akan berkata “ mau kemana lo?”. Itu baru baju batik yang saya kenakan, bagaimana jika saya mengenakan koteka di tengah mal?.<br /><br /> Dari situlah saya dapat menarik kesimpulan, bahwa bagaimana tidak jika Malaysia berani mengambil batik dari tangan kita jika kita sebagai bangsa yang memiliki batik malu untuk mengenakannya kemanapun, kapanpun. Bagaimana tidak dicuri dari tangan kita jika saya sebagai anak muda yang sudah jelas-jelas diwarisi batik merasa aneh, tua, bego, tolol, goblok, hingga malu untuk mengenakan batik ke tempat tempat umum?<br /><br /> Di suatu ketika juga mendadak banyak teman teman saya hingga banyak orang di televisi yang seperti kebakaran jenggot ketika mengetahui fakta bahwa lagu Rasa Sayange diambil Malaysia untuk dijadikan jingle iklan mereka untuk mempromosikan Negara mereka. Tiba tiba saja banyak teman saya yang membicarakan hal ini serta tidak terima terhadap apa yang telah dilakukan oleh Malaysia tersebut.<br /><br /> Namun, ada pertanyaan yang besar, sungguh besar di dalam benak saya. Yakni, APAKAH KITA BENAR BENAR SAYANG TERHADAP RASA SAYANGE ITU SENDIRI?!. Setelah anda mampu menjawab itu maka barulah anda pantas berdebat mengenai hal tersebut dengan teman teman anda.<br /><br /> Jadi apakah benar benar salah jika pihak Malaysia mengambil milik kita yang sebenarnya kita sendiri telah atau hampir lupa bahwa kita memilikinya? Mari kita pikirkan baik baik, semua ini belum terlambat. Malaysia boleh memakai lagu Rasa Sayange menjadi jingle iklan mereka sendiri, namun apabila kita dapat secara fasih serta hafal jika diminta untuk menyanyikannya berdasarkan bahasa aslinya kita tidak usah takut! Malaysia boleh mengklaim nama Batik adalah kepunyaan mereka namun jika kita yang sebenarnya pemilik batik itu sebenarnya mampu membuktikan, menyukai, mencintai, serta bangga menggunakan batik itu sendiri kemanapun, dengan sendirinya dunia akan tahu bahwa kitalah pemilik sebenarnya, ingat! Kita masih punya Ulos, masih punya Baju bodo yang pada akhirnya harus kita akui bahwa kita memilikinya. Jadi bangga berbatik? Mengapa tidak?! Respek! (dish)Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-8023936357536195062007-11-06T05:49:00.000-08:002007-11-06T05:59:28.713-08:00Daftar Nasionalis Nasionalis BangsaBerdasarkan pantauan saya secara kasar, saya mencoba mengklasifikasikan atau mengkategorikan orang-orang yang menurut saya memliki rasa nasionalisme yang cukup bahakn tinggi terhadap nusantara. Namun klasifikasi ini tidak sepenuhnya benar, karena ini hanyalah klasifikasi berdasarkan pantauan saya, dan jika pembaca ingin menambahkan daftar kategori ini kami persilahkan untuk mengisi kolom komen yang tersedia atau mungkin dapat join ke forum. Terima kasih, respek!.<br /><br /> Kategori yang pertama adalah, seniman.<br /><br /> Mengapa seniman?pasti pertanyaan tersebut yang langsung terlintas di benak anda. Bukannya saya menyukai, membela atau mencoba mengklaim diri saya sebagai seniman sehingga saya menaruh seniman di urutan teratas, sama sekali tidak. Sebenarnya jika ditelusuri seniman memiliki alasan yang sangat kuat untuk dapat memiliki rasa nasionalisme di dalam dirinya. Mengapa? Karena secara sadar dan tidak sadar. Langsung maupun tidak langsung, seniman akan mencoba mengenal bangsanya lewat budaya yang dimiliki oleh bangsanya sendiri betapa tidak? Jika terdapat ratusan, ribuan bahkan jutaan kekayaan budaya yang kita miliki dapat menunjang karier hingga kesukaan mereka terhadap seni. Dan saya bahkan dapat mengklaim bahwa Indonesia adalah Negara seni! Anda butuh bukti? Coba ingat-ingat, apakah pasukan choir milik Elfa Secioria pernah gagal dalam perlombaan choir seluruh dunia? Jawabannya sudah tentu Tidak! Mengapa? Sudah jelas, bahwa seluruh dunia mengakui betapa kayanya seni dan budaya yang ada di Indonesia dan belum ada suatu Negara di dunia yang memiliki kekayaan budaya sebanyak kita, itu berani saya jamin. Apakah itu bukan sebuah contoh nyata yang sepatutnya dapat kita banggakan? Dan sudah barang tentu lewat hal-hal seperti itulah para seniman lalu dapat mencintai bangsanya dengan tulus tanpa imbalan apapun. Jadi tidak salah jika saya menaruh seniman di urutan teratas (walaupun daftar ini tidak diurutkan).<br /><br /> Jadi dapat disimpulkan bahwa rasa nasionalisme yang ada di dalam diri seniman itu tumbuh melalui kesukaan dan kecintaan mereka terhadap seni dan budaya Indonesia yang mereka paham sekali hanya Indonesia yang memilikinya. <br /><br /> Yang kedua adalah, Petualang.<br /><br /> Petualang sudah barang tentu memiliki rasa nasionalisme yang besar terhadap bangsanya, alasannya? Sudah tentu pengalaman bertualang mereka yang selalu menyenangkan karena mereka disuguhkan oleh keindahan alam yang dimiliki oleh nusantara. Dan sebenarnya jika kita telusuri, sungguh banyak tempat tempat wisata yang sangat patut untuk dikunjungi di Indonesia ketimbang kita berbelanja di luar negeri, misalnya. Dan apakah kita lebih memilih pergi ke pedalaman papua daripada pergi berbelanja ke Singapura? Memang tidak semua orang punya bakat untuk berpetualang namun tidak ada salahnya kita memilih untuk berkeliling Indonesia dulu ketmbang berkeliling dunia. Memang, banyak hal baru yang akan kita temui di Negara lain ketimbang kita di Indonesia, namun darimanakah anda dapat membuktikan pernyataan tersebut? Dan apakah yang akan anda jawab apabila anda suatu ketika sedang berada di Islandia dan ditanya oleh penduduk setempat bagaimana kondisi Indonesia? Apakah anda akan menjawab “baik”? Sungguh jawaban yang bodoh dan tidak terpelajar. Dan menurut anda apakah yang akan dijawab oleh petualang Indonesia jika suatu saat dia ditanya oleh orang Eskimo tentang bagaimana Indonesia itu? Tentu dengan sangat lantang dia akan menjawab, Indonesia adalah Negara yang Indah, penuh keragaman budaya serta banyak tempat tempat yang sangat menakjubkan seperti Bromo, Bunaken, Hutan hijau tropis Kalimantan serta kota yang asri seperti Bandung. <br /><br /> Jadi kesimpulannya adalah, Petualang dengan secara tidak sadar akan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi setelah mereka mengetahui bahwa betapa patutnya Indonesia untuk dicintai.<br /><br /> Kategori ketiga adalah, Pejuang (Veteran Perang)<br /><br /> Untuk kategori ini sudah jelas alasan apa yang mereka miliki untuk memiliki rasa nasionalisme di dalam diri mereka, alasannya tidak lain adalah rasa cinta terhadap bangsa dikarenakan telah membela bangsa dengan sangat gagah berani serta dengan tekad yang bulat untuk mencapai kemerdekaan. Mereka merasa sangat memiliki bangsa Indonesia itu sendiri dan itulah yang memacu mereka untuk tetap mencintai bangsa walaupun perang telah usai. Namun yang sungguh ironis, apakah kita sebagai anak muda harapan bangsa, harapan mereka memiliki rasa respek terhadap mereka? Apakah kita bangga jika kita mengetahui bahwa seorang kakek kita adalah pejuang? Berdasarkan pengalaman saya sendiri, saya sangat senang jika mendengarkan seorang veteran berceritera kepada saya dan yang saya sungguh merasa sedih adalah rasa yang dimiliki oleh cucu mereka, cucu mereka terkadang acuh terhadap cerita cerita mereka, mengapa?karena mereka menganggap semua cerita itu basi. Namun jika kita telaah, bukankah kita dapat belajar sejarah langsung dari sumbernya? Langsung dari saksinya? Dan dengan jujur tanpa diputarbalikkan? Kita malah cenderung percaya terhadap buku buku sejarah yang belum tentu kebenarannya. Namun ada yang lebih ironis lagi, terkadang hidup para veteran itu tidak ditunjang oleh hidup yang layak. Kita sangatlah tidak patut menyombongkan diri serta mengklaim sebagai bangsa yang besar kalau kita sendiri belum bisa menghargai para pahlawan kita yang secara sukarela berperang demi kita, masa depan bangsa! Sungguh ironis. <br /><br /> Manurut saya untuk kategori ini saya merasa tidak perlu menarik kesimpulan, karena biarlah anda yang menarik kesimpulan anda sendiri dan cobalah bertanya pada diri anda sendiri, apakah anda sudah menghargai para mantan pejuang itu? Saya sudah!<br /><br /> Kategori ke empat yakni, Aktivis<br /><br /> Memang sungguh kurang tepat apabila saya juga menaruh aktivis ke dalam daftar ini, namun sebaliknya saya tidak dapat memungkiri bahwa banyak aktivis yang berjuang demi bangsa yang dicintainya dengan tulus tanpa adanya rasa pamrih. Contoh yang dapat saya ambil antara lain para aktivis lingkungan yang tergabung di dalam komunitas seperti YCAB, WALHI, WWF, GREENPEACE hingga organisasi lain yang bergerak di bidang kemanusiaan lain. Betapa tidak jika mereka bekerja demi kelangsungan hidup bangsa yang nyaman sejahtera dan damai sentausa, dan itu tidak akan terwujud jika mereka para aktivis jujur ini tidak memiliki rasa nasionalisme yang kuat. Jadi tidak ada salahnya jika aktivis juga saya masukkan ke dalam daftar ini. Untuk para aktivis yang hanya berorientasi terhadap uang ataupun faktor lain (seperti aktivis aktivis politik) saya tidak ingin berkomentar banyak, karena mereka tidak akan pernah memiliki rasa nasionalisme di dalam hatinya.<br /> Kategori kelima, Atlet.<br /><br /> Atlet? Ya atlet! Mengapa? Karena mereka juga termasuk dalam daftar pejuang bangsa yang rela berkorban apapun untuk menang, memang terdengar egois namun itulah kenyataannya, walaupun mereka menang juga demi nama baik mereka namun ada rasa yang tidak terbayangkan apabila sang saka merah putih berkibar di podium serta Indonesia Raya berkumandang, disitulah rasa nasionalisme mereka tumbuh dan terus tumbuh. Kategori ini adalah kategori terakhir, namun ini tidak menjadi yang terakhir jika anda dapat menambahkan kategori yang lainnya yang menurut anda juga memiliki rasa nasionalisme yang kuat.<br /><br /><br /> Mungkin ada dari sebagian anda yang bertanya tanya mengapa tidak ada kategori yang menyebutkan pihak pemerintahan seperti polisi, angkatan darat, anggota DPR MPR hingga para pejabat atau bahkan seorang presiden sekalipun. Ya mereka memang tidak saya masukkan lantaran mereka memang tidak memiliki rasa nasionalisme yang kuat, anda butuh bukti? Coba telaah apakah anda pernah mendapati Presiden kita mengenakan baju adat dari pulau lain selain pulau Jawa? Mengapa presiden selalu kita dapati tengah menggunakan batik dan selalu batik? Apakah bangsa kita hanya memiliki batik?! Dari hal tersebut sudah jelas bahwa rasa nasionalisme sang presiden tidak cukup kuat. <br /><br /> Jadi sekali lagi saya menghimbau, marilah kita pupuk rasa nasionalisme di dalam diri kita! Janganlah merasa malu jika didapati teman kita bahwa kita memiliki rasa nasionalisme. Dan sudah sepatutnyalah kita sebagai anak muda memiliki rasa nasionalisme yang kuat, dan sangat kuat. Respek! (dish)Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-56825553778838133322007-11-06T05:37:00.000-08:002007-11-06T05:59:28.714-08:00Mendidik PendidikanSatu pertanyaan, apakah arti pendidikan di Indonesia sudah bergeser maknanya? Apakah bersekolah di Indonesia hanya mengejar satu kata yakni kelulusan bukan pendidikan? Mengapa hal itu saya pertanyakan? Betapa tidak jika para pelajar di Indonesia masa depannya akan hancur berantakan lantaran dia tidak lulus ujian akhir nasional. Apakah orang pintar, cerdas, hingga jenius di Indonesia hanya diukur berdasarkan nilai pendidikannya di sekolah? Sekarang muncul satu pertanyaan lagi apakah dulu Einstein meraih nilai tertinggi di sekolahnya dulu? Tidak! Bahkan dia di cap idiot oleh para gurunya.<br /><br /> Di Indonesia seorang murid akan dianggap pintar oleh gurunya jika dia dapat menyelesaikan soal matematika di papan tulis sedangkan yang susah payah berorganisasi akan dicap biasa saja bahkan bandel oleh gurunya. Dan lalu muncul sebuah pertanyaan lagi, apakah melalui berorganisasi kita tidak dapat belajar? Tidak! Kita dapat langsung mempraktekan bagaimana cara mengatur uang, berbicara dengan orang lain hingga kepemimpinan kita dilatih secara nyata. Apakah itu salah?<br /><br /> Anak Indonesia tidak akan cerdas hingga jenius jika gambar yang diajarkan di tingkat dasar masih saja melulu soal pemandangan. Mereka selalu dikekang oleh para guru untuk selalu lurus, namun apakah yang lurus itu berarti pintar? Terkadang kita juga harus berbelok ketika kita menemui sebuah jalan yang buntu, atau bahkan berbalik arah. Disini saya tidak ingin menyalahkan siapa siapa terlebih para guru, saya hanya ingin menghimbau agar baik itu guru maupun orang tua lebih memperhatikan potensi anak dibandingkan hal lainnya seperti bagaimana nilai si anak. Apakah anak yang cenderung berbakat menjadi atlet atau musisi lalu tidak memiliki masa depan? Apakah masa depan itu selalu dimiliki oleh seorang dokter? Dan apakah masa depan yang cerah itu yang menentukan adalah orang tua ataupun para guru? lalu dari mana si anak akan dapat memegang masa depannya yang cerah jika ternyata bakat dan potensinya tidak ke arah apa yang diinginkan oleh orang orang yang selalu merasa tahu akan masa depan seseorang?<br /><br /> Jadi marilah kita telaah lagi, orang sukses itu tidak diukur berdasarkan materi yang Ia miliki namun sukses diukur melalui tingkat seberapa orang tersebut mampu mengoptimalkan apa yang ia miliki, bagaimana ia dapat memandang semua hal dari segala sisi, serta tidak takut untuk terus belajar serta jujur dan yakin pada apa yang menurutnya benar.<br /><br /> Jadi kesuksesan seseorang tidak selalu diukur atas kesuksesannya lulus UAN ataupun masuk ke universitas yang bergengsi atau bahkan menjadi dokter sekalipun! <br /> <br /> Kesimpulannya marilah kita luruskan paradigma yang ada sekarang dengan pembuktia bahwa menuntut ilmu dan menjadi jenius tidak melulu harus melalui sekolah. Karena ilmu itu ada dimana saja hingga di ruang hampa sekalipun! Respek! (dish).Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-28614676485865173252007-07-08T00:38:00.000-07:002007-11-06T05:59:28.715-08:00satu untuk indonesiaKetika menulis tulisan ini, saya menangis. Saya menangis, seluruh hati saya bergetar, bergidik namun semua rasa itu adalah rasa bahagia dan terharu yang amat sangat. Mengapa? Karena sebelum menulis tulisan ini saya menonton salah satu acara olahraga di sebuah stasiun televisi. Disitu dibahas mengenai kiprah Tim nasional sepakbola Indonesia di dalam perebutan piala asia (AFC) mengapa hal tersebut dapat dan mampu membuat saya menangis?karena di salah satu liputan disebutkan bahwa semua suporter dari seluruh penjuru Indonesia yang biasanya selalu bentrok dan selalu diberitakan rusuh hingga negara mengalami kerugian, saat ini semua berjanji untuk bersatu atas nama bangsa Indonesia mendukung keras tim nasional Indonesia. Saya menangis. Mereka tidak mengingat ras dan tidak mengingat kepentingan klub namun mereka bersatu atas nama satu yakni Indonesia. Mereka juga berjanji tidak akan mengenakan atribut klub masing-masing, namun mereka akan mengenakan atribut merah putih. Indah, sungguh indah. Saya menangis. Saya menangis bahagia sebagai putra bangsa Indonesia yang melihat anak bangsa lain memperlihatkan rasa cintanya terhadap Indonesia walaupun dengan cara sederhana, mendukung tim nasional sepakbola. Alangkah indahnya jika rasa ini diperlihatkan oleh para anggota DPR MPR, alangkah indahnya jika para anggota tersebut tidak berpikiran untuk memanfaatkan uang negara dan tidak mementingkan kepentingan partai, namun lebih kepada mementingkan kepentingan bangsa, kepentingan Indonesia. Saya menangis, menangis ironis melihat para anggota tersebut yang selalu menganggap dirinya penting bagi bangsa namun pada kenyataannya menjadi sangat tidak penting bagi rakyat Indonesia. Namun pada akhirnya saya tersenyum, saya tersenyum. Melihat ribuan bahkan puluhan ribu rakyat Indonesia yang menganggap dirinya tidak penting namun menjadi faktor penting bagi bangsa Indonesia pada saat ini. Saya bangga dan saya kembali menangis. Menangis dengan senyum mengembang di wajah saya. (dish)Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-51342855434753384482007-07-04T09:01:00.000-07:002007-07-05T10:25:34.867-07:00Siapa Dia?Jujur, untuk memulai tulisan ini saya cukup bingung. Mengapa? Karena banyak hal yang ingin saya ungkapkan namun terbentur oleh kata-kata yang mendadak berbenturan, berdesakan ingin keluar dari kepala. Pada intinya saya hanya ingin memulai tulisan (atau lebih tepatnya opini) yang terbentuk pada saat saya meihat di lingkungan sekitar saya. Dan saya hanya ingin jujur pada bangsa Indonesia dan jujur kepada diri saya sendiri.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1vsNTXG945iewFxgfnDrwIU9tMG0R_Tb4PZrbDX2q-uFW2JONzft57aHfBvGoEoRdwiEH2VBXTHj6jCjGXj6LHy3lXZwZ-rkFY2BMSjD-Dgue58knhWmsU8DK0-g6TIb8PvttYc-Khyphenhyphens/s1600-h/2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1vsNTXG945iewFxgfnDrwIU9tMG0R_Tb4PZrbDX2q-uFW2JONzft57aHfBvGoEoRdwiEH2VBXTHj6jCjGXj6LHy3lXZwZ-rkFY2BMSjD-Dgue58knhWmsU8DK0-g6TIb8PvttYc-Khyphenhyphens/s320/2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083377235458464290" /></a><br /> Oke, walaupun saya tidak tinggal di daerah (maaf) Pondok Indah, namun pada akhir-akhir ini terdapat sebuah pertanyaan yang cukup mengganjal di dalam pikiran saya, pertanyaan-pertanyaan tersebut terpicu oleh adanya fenomena yang ada di kawasan yang cukup fenomenal di kawasan selatan Jakarta tersebut (mengapa fenomenal?bagaimana tidak, jika terdapat sebuah mall yang cukup besar yang seharusnya dapat difungsikan menjadi taman kota berada di lingkungan perumahan tersebut) terlepas dari itu, fenomena yang saya maksud adalah adanya dan semakin banyaknya patung patung yang ditaruh di tengah jalanan di sepanjang kompleks. <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG2OkKNlwbWb6Lbp2X3oGIzQJvHRsVOcKXwuM8Rq9sNZt1nekbia15tiW-LU3T4krjc1thhtWsUIqFVUBxssds3qU_VRgXS3ez3jWO2yp7NqAeW9f7bWDcFgycIypUtieXlCCdeqM2RF8/s1600-h/1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG2OkKNlwbWb6Lbp2X3oGIzQJvHRsVOcKXwuM8Rq9sNZt1nekbia15tiW-LU3T4krjc1thhtWsUIqFVUBxssds3qU_VRgXS3ez3jWO2yp7NqAeW9f7bWDcFgycIypUtieXlCCdeqM2RF8/s320/1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083377883998526002" /></a><br />Sebenarnya hanya ada dua pertanyaan saja yang ada di benak saya, yang pertama apakah kawasan tersebut sudah beralih fungsi menjadi kawasan galeri seni? Atau yang kedua kawasan tersebut sudah kehabisan (atau tidak tahu) tokoh yang cukup hingga sangat penting (seperti pahlawan) yang ada di Indonesia? Alangkah ironisnya jika kawasan yang dapat dikatakan “kelas A” lebih menghargai sebuah karya seni (yang walaupun bagus) ketimbang para pahlawan mereka yang sudah berupaya keras merebut kawasan yang mereka tinggali dan bahkan mereka tiduri? Apakah mereka tidak pernah mendengar kalimat mantan presiden besar kita bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai para pahlawannya”? sungguh ironis. <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKMhBj7vRC_jzEXfXZgMiSGQI0UAEGcxEfHtwgqbIbDbN_Ee-nVxUFRYp7o1qQ_ctFv9ofBffzgM3P-0ZZ1FzNhjlGuFJafKCjIDpe63PV-tmHBj9QPiniX0pQz5z4zsHBs6PWHjCO8Sc/s1600-h/3.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKMhBj7vRC_jzEXfXZgMiSGQI0UAEGcxEfHtwgqbIbDbN_Ee-nVxUFRYp7o1qQ_ctFv9ofBffzgM3P-0ZZ1FzNhjlGuFJafKCjIDpe63PV-tmHBj9QPiniX0pQz5z4zsHBs6PWHjCO8Sc/s320/3.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083378158876432962" /></a><br />Yang membuat hal tersebut semakin menjadi ironis adalah terdapat sebuah sekolah dasar (bayangkan!sebuah sekolah dasar!) yang notabene harus lebih mengenal para pahlawannya ketimbang mengetahui karya seni yang belum saatnya mereka terima di saat mereka berumur seperti itu. Betapa indahnya jika patung-patung tersebut diganti oleh patung pahlawan Indonesia dan lalu para murid menjadi lebih mengenal dan menghargai bangsanya dan para pahlawannya ketimbang mengenal pahlawan dari bangsa ROMA, contohnya.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLGJ7-H9HLjjGf9cNJMoEp2DdPRCe0PZcPMrZDrJCaar_cr_87J2O_BosojkKJP-tem44lqRol2BKFvH1CuQ_nFpz6a-kUfuX7p5mHcM6aMeeZ6kJ76zXayWU_Ys8CVnjePqu-I0ifdcI/s1600-h/5.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLGJ7-H9HLjjGf9cNJMoEp2DdPRCe0PZcPMrZDrJCaar_cr_87J2O_BosojkKJP-tem44lqRol2BKFvH1CuQ_nFpz6a-kUfuX7p5mHcM6aMeeZ6kJ76zXayWU_Ys8CVnjePqu-I0ifdcI/s320/5.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083378652797672034" /></a> Ayolah, kita hidup di Indonesia, bumi pertiwi yang pahlawannya menggunakan bambu runcing, celurit, parang serta tekad yang bulat untuk merebut bumi Indonesia dari tangan penjajah bukannya menggunakan pedang serta tameng! Kita adalah bangsa yang besar dan memiliki pahlawan yang lebih berarti untuk dihormati dan diteladani ketimbang karya seni yang lebih sulit untuk dimengerti maknanya.<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4741r-T1GqmhGLN0osXeI9D3Jgzhdf2dGTxHSSENj6JD4J5gcRy9a-PzIeVr35LFIPg7zoX8R4wXl31I-aDG-mCFxyuqVeGj33ETJNnFTRZ6lieeMpxjdXpSBHYMXX2aNWAl-6CocRKQ/s1600-h/4.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4741r-T1GqmhGLN0osXeI9D3Jgzhdf2dGTxHSSENj6JD4J5gcRy9a-PzIeVr35LFIPg7zoX8R4wXl31I-aDG-mCFxyuqVeGj33ETJNnFTRZ6lieeMpxjdXpSBHYMXX2aNWAl-6CocRKQ/s320/4.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5083378450934209106" /></a><br /><br /> Lewat tulisan ini saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa, saya hanya ingin menyampaikan keluhan saya sebagai bangsa Indonesia yang ingin melihat warganya untuk lebih menghargai, menghormati serta mencintai bangsanya yang sedang terluka.<br /> Untuk bangsa Indonesia tercinta, Respek! (dish)Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-66089530117883916012007-06-06T15:53:00.000-07:002007-06-06T17:06:11.371-07:00Unilever Peduli<p>Sebagai penyedia kebutuhan sehari-hari yang telah bergerak di Indonesia selama 73 tahun, Unilever telah diterima baik di hati masyarakat. Hampir setiap penduduk Indonesia setidaknya menggunakan salah satu produk Unilever untuk dipakai sehari-hari.<br /><br />Namun Unilever sebagai sebuah perusahaan tentu tidak melupakan tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap masyarakat. Organisasi bisnis yang baik tak semata-mata hanya mengejar laba. Tolok ukur keberhasilannya perlu mengacu pada model <em>triple bottom line</em> yakni profit, people, dan planet. Jadi, perusahaan harus untung, sekaligus berhasil menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya.<br /><br />Untuk itulah, Unilever telah menyelenggarakan beberapa kegiatan bersifat sosial, yang dalam hal ini populer dengan sebutan program corporate social responsibility (CSR). Adapun program CSR Unilever yang telah direalisasikan di antaranya adalah:<br /></p><ol><li><a href="http://www.kompas.com/ver1/unilever/UnileverPeduli/uni-lingkungan_artikel1.htm">Program Lingkungan Unilever</a></li><li><a href="http://www.kompas.com/ver1/unilever/UnileverPeduli/uni-lingkungan_artikel2.htm">Program Pengembangan Petani</a></li><li><a href="http://www.kompas.com/ver1/unilever/UnileverPeduli/uni-lingkungan_artikel3.htm">Program Kesehatan dan Pendidikan Publik</a></li></ol><p>(sumber: www.kompas.com)</p>Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-14224172982030675562007-06-06T14:33:00.000-07:002007-06-06T15:50:25.063-07:00Forum Diskusi di Myspace<p>Pada hari Rabu tanggal 6 Juni 2007, forum diskusi yang sebelumnya diadakan pada grup Friendster dipindahkan ke grup Myspace. Dikarenakan fasilitas grup yang berada di friendster masih belum layak untuk digunakan (masih sering terjadi error yang benar-benar mengganggu). Beberapa teman-teman melaporkan bahwa mereka tidak dapat men-submit postingan mereka. Dan moderatornya sendiri mengaku bahwa setiap kali ia men-delete suatu reply dari topik maka seluruh topik akan terhapus atau hilang. Sehingga ketidaknyamanan tersebut membuat jalannya diskusi serta debat terhambat. Posting-an terakhir pada grup Friendster tercatat pada tanggal 25 Mei 2007. Semoga Friendster dapat menyikapi kesalahan-kesalahan teknik tersebut.<br /><br />Sama seperti yang di Friendster, kalo teman-teman mau ikutan diskusi atau debat di grup Myspace, maka kalian harus memiliki account Myspace terlebih dahulu. Dengan kata lain Forum diskusi ini tertutup hanya untuk pengguna myspace. Kami mohon maaf atas keterbatasannya.<br /><br />Apabila anda adalah pengguna Myspace, dan memiliki pemikiran-pemikiran yang ingin anda bagikan kepada teman-teman yang lain, kunjungi <a href="http://groups.myspace.com/indonesianrespectcampaign">Forum Diskusi Respek Indonesia</a>.</p>Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-53842758383876525942007-06-06T00:46:00.000-07:002007-06-12T22:06:33.151-07:00Kotak Bicara<!-- Begin ShoutMix - http://www.shoutmix.com --><br /><iframe title="respek-indonesia" src="http://www3.shoutmix.com/?respek-indonesia" width="100%" height="400" frameborder="0" scrolling="auto"><br /><a href="http://www3.shoutmix.com/?respek-indonesia">View shoutbox</a><br /></iframe>Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-9029844122507678782007-05-24T16:56:00.001-07:002007-11-06T06:06:33.309-08:00Filosofi Logo<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggh54LGOfv37hcvKu80MSs3QhuKsyvUyCV4c28kRDkPsyboRAQmfeUKCiT-DFjJjyZlMx_ib0zm7CTJW2B7tjphR2jiLDEtartHjjBHiQjxPwmpFQlMFWrrK9ZaiJGBd0O1xgWK28H6EE/s1600-h/Logo-KRI.jpg"><img style="cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggh54LGOfv37hcvKu80MSs3QhuKsyvUyCV4c28kRDkPsyboRAQmfeUKCiT-DFjJjyZlMx_ib0zm7CTJW2B7tjphR2jiLDEtartHjjBHiQjxPwmpFQlMFWrrK9ZaiJGBd0O1xgWK28H6EE/s320/Logo-KRI.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5068289385981454978" border="0" /></a><br /><br />Bentuk lingkaran menunjukkan sifat fleksibel, tidak kaku.<br /><br />Lima lingkaran Merepresentasikan lima sila yang terdapat Pancasila, lima pulau terbesar di Indonesia.<br /><br />Lima lingkaran dengan warna merah dan putih melambangkan bangsa Indonesia yang walaupun terlihat berbeda namun masih tetap satu warna yaitu satu Indonesia.<br /><br />Satu lingkaran Besar adalah lambang dari pengikat tali persaudaraan bangsa kita yang kuat dan saling menghormati. Perwakilan dari Bhinneka Tunggal Ika. Dan sebagi simbolisasi misi Respek Indonesia untuk menyatukan Generasi Penerus Bangsa yang bangga akan Indonesia.<br /><br />Warna Merah diluar lingkaran besar menunjukkan keberanian, semangat juang yang tinggi, serta kebanggaan untuk mengaku sebagai bangsa Indonesia (Bersifat keluar).<br /><br />Warna Putih didalam lingkaran besar, menunjukkan ketulusan dan kesucian hati dari masing-masing pribadi bangsa Indonesia (bersifat kedalam).<br /><br />Goresan krayon pada garis lingkaran dan warna, mewakili kepolosan anak kecil sebagai metafora generasi muda penerus dengan spontanitas dan kejujuran.Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-39685305058791819882007-04-23T17:12:00.000-07:002007-06-06T15:02:35.116-07:00Organisasi TCFT<div style="text-align: justify;">Pada hari Minggu, 22 April 2007 kami mengadakan pertemuan dengan 2 orang <span style="font-style: italic;">founder</span> dari Organisasi TCFT atau The Cure for Tommorow. Alanda Kariza dan Aishanatasha yang merupakan siswi dari SMUN 82 dan Labschool Kebayoran. Kami mengadakan pertemuan ini karena kami RESPEK dengan apa yang sudah mereka cita-citakan dan yang sudah mereka lakukan dalam bentuk yang nyata. Apa yang sudah dilakukan dua orang remaja yang masih belia ini sangatlah inspiratif, bangsa Indonesia butuh generasi penerus yang PEDULI dengan tanah-airnya sendiri. Pertemuan ini ditujukan agar di waktu yang akan datang, kami dapat saling mendukung dan saling memberi bantuan dalam bentuk kerjasama yang mutualisme.<br /><br />Untuk informasi yang lebih mendalam tentang TCFT, kunjungi <a href="http://www.thecurefortomorrow.blogspot.com/">blog</a> mereka.<br /><br />Pada saat ini kami sedang membantu Organisasi TCFT untuk men<span style="font-style: italic;">-develop</span> situs web resmi mereka. Doakan serta dukung mereka agar apa yang sudah mereka cita-citakan dan tentunya termasuk dari cita-cita kita juga, dapat tercapai dan berhasil.<br /></div>Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-9727954877564260752007-04-22T16:55:00.000-07:002007-11-06T06:48:25.347-08:00Di Balik LayarFounder:<br />-Yudishtira Mahendra<br /><br />Jurnalis :<br />-Yudishtira Mahendra<br /><br />Jurnalis Online:<br />Apabila teman-teman tertarik untuk aktif secara online, Respek Indonesia mengundang kalian untuk menjadi "Jurnalis Online" yang bertugas untuk mengumpulkan berita atau artikel yang berkaitan dengan Kampanye Respek Indonesia di Internet.<br /><br />Ucapan Terima Kasih:<br />Alanda Kariza dan Aishanatasha atas nama The Cure For Tomorrow sebagai mitra ber-organisasi pertama Respek Indonesia, dengan tujuan untuk bersama-sama membangun Indonesia yang lebih indah untuk dihuni. Mereka telah menginspirasikan generasi penerus bangsa kita untuk menjadi pribadi yang lebih peduli.<br /><br />Dan semua teman-teman yang peduli terhadap tanah airnya dan memberikan masukan-masukan yang berguna serta bermanfaat untuk Kampanye Respek Indonesia.Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-54911580203822803672007-04-22T15:43:00.000-07:002007-06-12T22:07:04.404-07:00Respek IndonesiaApa?<br />Respek Indonesia adalah suatu kampanye non-profit yang bergerak di bidang sosial-budaya. Berdiri secara konseptual pada tanggal 3 Maret 2007 di Jakarta.<br /><br />Dimana?<br />Indonesia secara pada umummnya, Jakarta pada khususnya.<br /><br />Siapa?<br />Kampanye ini ditujukan kepada pemuda-pemudi sebagai generasi penerus bangsa.<br /><br />Bagaimana?<br /><ol><li>Mempersatukan pemuda-pemudi Indonesia dengan rasa respek dan cinta tanah air.</li><li>Merangkul pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki kesadaran penuh terhadap bangsanya untuk memjukan kualitas bangsa Indonesia.</li><li>Melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam upaya peningkatan kualitas bangsa.</li><li>Melakukan Social-advertising untuk menjangkau kesadaran masyarakat secara umum.</li><li>Menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung pada pelajaran PPKn agar tercipta suatu masyarakat yang madani dan berdasarkan hati nurani.</li></ol>Kapan?<br />Disaat kita menyadari bahwa tanah air kita membutuhkan perhatian yang lebih baik lagi.<br /><br />Kenapa?<br />Karena Indonesia sudah terlampau lama diabaikan oleh generasi penerus bangsa.<br /><br />Mengapa?<br />Nilai yang mendasari tercetusnya Kampanye ini adalah rasa respek, atau rasa dimana kita saling menghormati, menghargai, dan menyayangi. Ada banyak sekali bentuk respek itu sendiri dalam berbagai konteks. Seperti respek terhadap diri sendiri, respek terhadap keluarga, respek terhadap teman, respek terhadap lingkungan, respek terhadap kehidupan, respek terhadap bangsa dan negara, respek terhadap sesama, dan lain sebagainya. Kami menyadari bahwa mengapa degradasi moral atau kualitas sosial adalah nyata dan sedang terjadi pada bangsa kita, disebabkan oleh kurangnya rasa respek itu dari dalam diri masing-masing saudara kita sebangsa setanah air. Kami yakin dengan mengembangkan rasa respek ini, perlahan-lahan tapi pasti, Indonesia akan menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali oleh bangsanya sendiri, Sebagaimana yang dicita-citakan para leluhur dan pahlawan-pahlawan sebelum kita. Dengan memulainya dari diri sendiri. Kita semua harus percaya bahwa kekuatan pada suatu bangsa bukanlah terletak pada pemerintahan, tapi rakyatnya itu sendiri.Indonesian Respect Campaignhttp://www.blogger.com/profile/11576991691633060149noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4591529271763423697.post-83841569268298779702007-04-22T00:14:00.000-07:002007-06-07T00:34:21.064-07:00Kotak SaranKirim komentar disini apabila teman teman memiliki ide, saran, atau mungkin kritik yang berkaitan dengan Respek Indonesia. Tentunya kami membutuhkan masukan dari teman-teman semua agar kampanye ini dapat menjadi lebih baik lagi pada masa yang akan datang.Anonymousnoreply@blogger.com3